Sabtu, 12 April 2014

Anggota Polantas Polres Dumai Diseret-seret Ratusan Massa Balap Liar

Seorang Polisi Lalu Lintas (Polantas) Polres Dumai yang sedang berusaha melakukan tugasnya, diseret-seret ratusan warga di Jalan Sudirman, depan Pasar Lepin, Kelurahan Bintan, Sabtu (12/4/14) sekitar pukul 23.30 WIB.

Keterangan yang berhasil dihimpun, lebih 30 menit polisi tersebut di kepung, dimaki-maki dan digiring oleh ratusan massa yang masih ABG, sehingga itu tidak berkutik.

Polisi tersebut hanya bisa pasrah di tengah-tengah kerumuman massa. Ia sempat dipukul dan ditendang kelompok massa yang hobi otomotif itu dengan kejamnya.

Ari (23), yang berada di lokasi saat kejadian menceritakan, bahwa Polantas dengan mengendarai mobil patroli hendak mengamankan aksi balap liar. Mobil patroli Lantas Polres Dumai menghadang kumpulan anak-anak yang masih remaja itu. Tampak mobil patroli menyesak para pengendara sepeda motor bahkan melakukan rem mendadak.

"Pengendara motor mulai geram, namun belum ada reaksi. Ketika, mobil patroli berhenti di depan gerbang Pasar Lepin, seorang Polantas yang dikenal Briptu Edo turun dari mobil. Sehingga massa yang mulai geram mendekatinya," katanya.

Melihat Briptu Edo turun sendirian, ratusan massa yang hobi melakukan balap liar yang bisa membuat malapetaka tersebut pun mengepungnya. Sehingga tidak ada ruang untuk Polisi itu keluar. Sementara, mobil patroli yang dikendarai rekan Briptu Edo, pergi meninggalkan kerumuman,

"Tinggallah polisi yang turun dari mobil itu sendiri. Sedangkan di dalam mobil ada 3 orang rekannya. Tapi sayang, 3 orang rekannya itu meninggalkan dirinya yang sudah dikepung," katanya.

Saat itu, massa yang didominasi remaja 15-25 tahun itu memaki-maki Briptu Edo. Mereka menarik-narik, bahkan menggiring polisi itu hingga ke depan Ramayana. Kemudian, digiring lagi ke depan Pasar Lepin.


"Saat itu, wajah polisi itu sangat pucat, tak terlihat lagi jiwa polisinya. Sempat polisi itu memegang tiang, sementara massa menarik-nariknya. Hingga tiang itu tampak bergoyang," katanya. Bagaimana mungkin melawan orang sebanyak itu sendirian tanpa membawa senjata. Membawa senjata pun sulit, karena nantinya di anggap menganiaya warga, jadilah sang polisi itu yang dianiaya warga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar