Selasa, 14 Desember 2010

Heru, Memajukan Seni Rupa dari Sekolah

Heru Andriansyah (36) tidak menyesali pilihannya menjadi seorang guru mata pelajaran Seni Rupa di Palembang. Dia merasa memiliki kewajiban untuk memajukan dunia seni rupa di Sumatera Selatan melalui bangku sekolah meskipun apresiasi terhadap kesenian di Sumsel belum menggembirakan.
Heru yang merupakan alumnus Universitas Negeri Yogyakarta Jurusan Pendidikan Seni Rupa tahun 2003 itu memiliki semangat untuk mengembangkan bakat seni muridnya di SMA 14 Palembang dan SMA Kusuma Bangsa meskipun, diakui oleh Heru, mata pelajaran Seni Rupa masih dipandang sebelah mata.
”Anak-anak belum terlalu peduli pada pelajaran Seni Rupa. Padahal, kalau kita ajak diskusi soal karya mereka, ternyata mereka bisa cerita panjang lebar. Artinya, anak-anak itu punya bakat melukis,” kata Heru.
Sayangnya, kata Heru, anak-anak terlalu banyak menerima dogma bahwa ilmu eksakta lebih penting daripada ilmu seni rupa.
Tetap berkarya
Di tengah iklim kesenian yang kurang mendukung di Sumsel, Heru tetap berkarya di atas kanvas dan aktif mengikuti pameran.
Sejak masih menjadi mahasiswa, Heru sudah puluhan kali mengikuti pameran dan sering mengikuti Festival Kesenian Yogyakarta (FKY). Keinginan melukis dan pameran masih ada meskipun ia tinggal di Palembang. Selama di Palembang, ia mengikuti pameran lukisan di Hotel Jayakarta Daira dan terakhir pameran lukisan Aura Musi di Kampus Universitas Ida Bajumi.
Menurut Heru, gaya lukisannya adalah gaya riil, yaitu gaya lukisan yang mudah diterima, mudah dipahami, dan tidak ribet. Masyarakat Palembang belum bisa mencerna lukisan yang kompleks meskipun bukan berarti Heru mengikuti selera pasar.
”Saya memutuskan pulang ke Palembang karena beban moral sebab di Palembang kekurangan seniman seni rupa. Saya ingin kesenian di Sumsel maju,” ujar suami Ummu Salamah (33) itu.
Heru yang juga alumnus Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Palembang, yang sekarang menjadi guru di SMK 7, juga memiliki beban moral untuk memajukan almamaternya. Apalagi, SMK 7 sekarang semakin kekurangan guru seni.
Heru mengatakan banyak seniman dari Sumsel yang sukses di luar Sumsel sehingga enggan pulang kampung. Seniman yang masih ada di Sumsel pun ingin mengadu nasib ke luar Sumsel. Meskipun demikian, Heru tetap yakin dengan pilihannya untuk tinggal di Palembang. Ia ingin memajukan dunia seni rupa Sumsel melalui bangku sekolah dan perguruan tinggi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar