Minggu, 13 April 2014

Hasil Uji Coba UN Jeblok, Seluruh Kepala Sekolah Bakal Dipanggil Disdik

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tanjungpinang akhirnya mengumumkan hasil try out Ujian Nasional (UN) se-Kota Tanjungpinang, 24-26 Februari 2014 lalu. Sayangnya, hasilnya belum memuaskan.

ujianDari semua sekolah, hanya peserta dari SMAN 1 dan SMKN 1 Kota Tanjungpinang saja yang berhasil mencapai ketuntasan, masing-masing 65,98 persen dan 52,03 persen.

”Ketuntasan untuk tingkat SMA dan SMK belum mencapai 50 persen. Karena itu memang perlu perhatian khusus,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Tanjungpinang, HZ Dadang AG, Senin (24/3).

Siswa SMA yang masuk 10 besar peringkat tertinggi dalam try out itu didominasi SMAN 1, baik jurusan IPA maupun IPS. Sedangkan untuk siswa SMK, didominasi SMKN 1, SMKN 3, dan SMK Pembangunan.

Selanjutnya, dinasnya akan meng-upgrade dan akan memberikan remedial bagi siswa yang hasil try out-nya rendah. Sedangkan bagi siswa yang telah tuntas, akan diberikan pengayaan materi lagi.

Selain itu, metode belajar dengan tutor sebaya juga akan lebih ditingkatkan. Tutor sebaya adalah, dipilihnya beberapa siswa yang berprestasi bagus untuk membentuk kelompok belajar yang akan akan memberi pemahaman pelajaran kepada teman-temannya. ”Kita akan atur strategi dan mencari solusi untuk mendongkrak ketuntasan siswa,” ujar Dadang.

Menurut Dadang, beberapa faktor yang menyebabkan siswa tidak tuntas dalam try out, di antaranya, karena materi yang diperoleh belum seluruhnya diajarkan. Sementara pada soal try out UN telah 100 persen mengacu pada kisi-kisi soal UN. ”Telah memakai 20 paket soal,” sebutnya.

Dadang menjelaskan, standar ketuntasan minimal setiap mata pelajaran 4,0 dan nilai rata-rata minimal 5,5. Sementara untuk tingkat SMP, jumlah siswa yang tuntas dalam try out mencapai 50 persen. Hasil try out antara SMP negeri dan swasta, tidak terdapat perbedaan. ”Peringkat 10 besarnya dari lima siswa SMP negeri dan lima SMP swasta,” sebutnya.

Dari semua SMP katanya, SMP Djuwita memiliki nilai ketuntasan tertinggi, peringkat II diraih SMPN 1, disusul SMPIT Al-Madinah, SMPN4, SMPN 5, SMP Katolik, SMP Maieteriyawira, SMP Pelita Nusantara, SMPN 7, dan terakhir SMPN 3. ”SMPN 3 dan SMPN 7 baru masuk menjadi 10 besar try out tahun ini,” ujarnya.

Siswa yang masuk 10 besar katanya hanya didominasi empat sekolah, yakni SMPN 1, SMPN 7, SMPN 4, dan SMP Djuwita.

Jumlah sekolah di Tanjungpinang saat ini ada 62 sekolah, terdiri 27 SMP dan MTS, 14 SMA, MA, SMA LB, dan 11 SMK.

Try out merupakan proses adaptasi bagi siswa. Hasil kelulusan pada UN nanti, tidak hanya ditentukan dari nilai ujian semata, juga dipengaruhi nilai ulangan harian.

Tak hanya hasil uji coba tingkat SMA/SMK saja yang jeblok. Pada uji coba yang dilakukan 5 Maret lalu, sebanyak 10.598 siswa tingkat SMP peserta uji coba se-Batam, 35 persennya dinyatakan tak lulus uji coba.

Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Panitia uji coba sekaligus ketua panitia UN Batam, yang juga menjabat sebagai Kabid Pendidikan Menengah Disdik Batam, Andi Agung, kepada Batam Pos di kantornya, Kamis (27/3) siang.

Artinya hanya ada 65 persen siswa SMP peserta uji coba yang dinyatakan lulus atau sekitar 6887 siswa. Sisanya sebanyak 3711 siswa dinyatakan tidak lulus.

Mayoritas siswa SMP peserta uji coba yang tak lulus, jatuh pada mata pelajaran Matematika. Soal uji coba yang diujikan adalah sama seperti mata pelajaran yang diujikan di UN nantinya yakni empat mata pelajaran seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, serta IPA.

Untuk mengantisipasi agar dalam UN yang digelar pada 5 Mei atau dua bulan mendatang, Dinas Pendidikan sudah membuat suatu terobosan.

“Kami akan memperbanyak uji coba empat mata pelajaran yang di UN-kan itu. Waktu untuk UN SMP kan masih panjang. Makanya kami sudah panggil seluruh kepsek SMP baik negeri maupun swasta ataupun MTsN dan swasta agar mau menggelar uji coba sesering mungkin,” terang Andi.

Yang harus diperdalam pembelajarannya adalah Matematika. Sebab mata pelajaran tersebut dinilai siswa peserta uji coba cukup sulit.

“Intinya guru harus mengulang kembali mata pelajaran ke siswa yang hendak mengikuti UN mulai dari kelas 1 SMP hingga kelas 3 SMP,” kata Andi.

Tak hanya memperbanyak uji coba. Guru juga dituntut untuk menambah jam mata pelajaran untuk menggembleng siswa yang hendak menghadapi UN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar